Sindrom nefrotik pada anak merupakan gangguan kesehatan yang terjadi pada ginjal dimana protein, lebih tepatnya albumin, ikut terbuang melalui urin. Padahal seharusnya protein tersaring di ginjal dan kembali ke aliran darah. Kondisi ini terjadi karena glomerulus di ginjal mengalami kerusakan. Glomerulus yaitu jaringan kapiler darah yang dibungkus kapsul di ginjal, berfungsi sebagai penyaring zat sisa dan membuang cairan berlebih di tubuh.

Sindrom nefrotik paling sering diderita anak-anak daripada orang dewasa. Terdapat 2-7 kasus sindrom nefrotik yang terjadi pada 100.000 anak-anak berusia kurang dari 18 tahun, serta sebagian besar menyerang anak laki-laki. Berikut ini terdapat tipe-tipe sindrom nefrotik dibagi berdasarkan penyebabnya:
- Sindrom nefrotik primer
Tipe sindrom nefrotik primer termasuk ke dalam jenis penyakit idiopatik atau penyebabnya tidak diketahui secara jelas, namun menjadi penyebab paling umum. Tipe sindrom nefrotik primer terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
- Minimal change disease
Kerusakan glomerulus hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron sehingga mampu menunjukkan detail sangat baik dibandingkan jenis mikroskop lainnya. Minimal change disease paling banyak diderita oleh anak-anak dibandingkan sindrom nefrotik primer yang lainnya.
- Focal segmental glomerulosclerosis
Kerusakan hanya terjadi pada sebagian glomerulus. Akan tetapi, kerusakan telah menyebabkan bekas luka parut. Hasilnya ginjal tidak dapat menyaring darah dan cairan dengan baik.
- Membranoproliferative glomerulonephritis
Terdapat endapan antibodi yang menumpuk pada glomerulus sehingga terjadi penebalan dan kerusakan. Antibodi merupakan jenis protein yang dibuat oleh sistem imun untuk melindungi tubuh dari serangan bakteri atau virus.
- Sindrom nefrotik sekunder
Penyakit atau infeksi tertentu menyebabkan terjadinya sindrom nefrotik primer pada anak-anak. Berikut ini jeni-jenis penyakit atau infeksi tersebut:
- Diabetes
Faktanya tak hanya orang dewasa yang berisiko terkena diabetes, anak-anak pun bisa menderita diabetes. Biasanya disebabkan karena riwayat keluarga, kondisi obesitas, atau kebiasaan menonsumsi gula dalam jumlah banyak dan terus menerus.
- Vaskulitis IgA
Penyakit ini disebabkan pembuluh darah kecil di tubuh mengalami peradangan, bahkan bocor. Vaskulitis IgA memang sering terjadi pada anak-anak.
- Hepatitis
Peradangan hati pada anak ditandai dengan gejala mual, muntah, nyeri perut, demam, diare, lemah, serta nafsu makan berkurang.
- HIV
Kebanyakan anak-anak mendapatkan Human Immunodeficeincy Virus (HIV) dari ibu saat kehamilan, persalinan, atau melalui ASI.
- Malaria
Infeksi yang dutularkan melalui gigitan nyamuk ini jika tidak segera ditangani dan diobati akan mengakibatkan anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian.
- Lupus
Autoimun atau kondisi sistem imun menyerang diri sendiri termasuk bagian ginjal yang menyebabkam sindrom nefrotik pada anak-anak.
- Infeksi bakteri Streptococcal
Infeksi ini terjadi akibat bekteri pada penyakit radang tenggorokan atau infeksi kulit yang tidak ditangani dan diobati.
Penyebab lain sindrom nefrotik sekunder anak juga dipengaruhi pengobatan aspirin, ibuprofen, atau obat-obatan Nonsteroidal Anti-inflamatory Drugs (NSAIDs).
- Sindrom nefrotik kongenital atau bawaan lahir
Dibandingkan yang lainnya, tipe sindrom nefrotik kongenital tergolong jarang terjadi, serta umumnya menjangkit bayi dalam rentang usia 3 bulan. Tipe ini disebut juga sindrom nefrotik infantil yang disebabkan cacat genetik dan diwariskan orang tua, atau bisa juga karena infeksi saat proses persalinan.
Masing-masing tipe sindrom nefotik anak membutuhkan perawatan dan pengobatan khusus. Tipe sekunder misalnya, penyembuhan penyakit utama diperlukan agar penyakit penyerta berupa sindrom nefrotik dapat tertangani. Beberapa kasus sindrom nefrotik parah pada anak berisiko mengakibatkan gagal ginjal dan dialisis.